STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI ATLET ATLETIK DIFABEL

Authors

  • Radina Swara Prameswari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Keywords:

Komunikasi Interpersonal, Pelatih, Atlet difabel, Prestasi Olahraga

Abstract

Keterbatasan tidak menghalangi difabel untuk memberikan prestasi terbaik dibidang olahraga. Seperti halnya seorang pelari dengan keterbatasannya tidak dapat melihat namun masih mampu bertanding berlari mencapai garis finish. Mereka memiliki motivasi, dan memberikan inspirasi tentang bagaimana ditengah keterbatasan fisik dapat diatasi untuk memberikan prestasi yang terbaik dalam cabang olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi interpersonal pelatih di NPC Surabaya, mengetahui bagaimana bentuk komunikasinya, metode yang digunakan, alur komunikasi yang terjadi, isi pesan yang disampaikan, dan hambatan yang terjadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel diambil dengan menunjuk informan, informan yang terpilih dalam penelitian ini adalah pelatih dan atlet diabel National Paralympic Committee (NPC). Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan komunikasi interpersonal antara pelatih dan atlet NPC Surabaya dibagi menjadi dua, yaitu pada saat latihan (formal) dan diluar latihan (informal). Metode yang digunakan adalah tatap muka dan menggunakan media handphone. Pesan yang disampaikan berisi instruksi, motivasi dan solusi jika atlet memiliki masalah. Pelatih berusaha terbuka jujur kepada atlet difabel, pelatih berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh atlet, pelatih mendukunag atlet difabel melalui informasi yang dimiliki pelatih sebagai bekal atlet, sikap positif yang diberikan pelatih dengan memberikan pujian dan menerapkan kedisiplinan, kesamaan yang dibangun menciptakan adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara individu pelatih dan atlet. Hambatan komunikasi tidak dialami oleh pelatih dan atlet dalam hal bertukar pesan. Tetapi hambatan dari luar seperti orang tua atau pendamping atlet yang tidak bisa mengantarkan ke lokasi latihan setiap saat sehingga atlet beberapa kali bolos, hambatan lain berasal dari orang tua yang sering khawatir melihat anaknya latihan, ditakutkan anak tersebut kelelahan dan sebagainya mengingat kondisinya yang difabel.

Downloads

Published

2025-05-14

Issue

Section

Articles